Bupati Barra Buka Disaster Leadership Forum Kalaksa BPBD Se-Indonesia

Bupati Barra Buka Disaster Leadership Forum Kalaksa BPBD Se-Indonesia

Mojokerto-majapahitpos.com- BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana ) adalah sebuah lembaga pemerintah nonkementerian yang membantu Presiden untuk penanggulangan bencana. Dikepalai oleh seorang perwira tinggi TNI berpangkat bintang 3 yaitu Lejen TNI Dr.Suharyanto, S.Sos., MM kedudukannya setingkat Menteri Negara.

BNPB bertanggungjawab langsung kepada Presiden dan tidak menjadi bawahan kementerian manapun namun kedudukan Kepala BNPB setingkat dengan menteri. BNPB berdiri sejak Tahun 2008 dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Perpres No. 1 Tahun 2019 (diubah oleh Perpres No. 29 Tahun 2021).

Salah satu program kegiatan rutin tahunan BNPB adalah Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana ( PRB ) yang sudah dilakukan sejak Tahun 2013. Dan untuk PRB tahun 2025 ini di Pusatkan di Jawa Timur sedang pelaksanannya ditempakan di Kabupaten/Kota Mojokerto.

Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tanggal 1 s/d 3 Oktober 2025.
RUNDOWN KEGIATAN
01 Oktober 2025
Sharing Session | 08.00 – 11.00 | 13.00 – 17.00 WIB Pelatihan PB Masyarakat | 09.00 – 16.00 WIB Pameran Bulan PRB & Pelayanan Masyarakat
08.00 -21.00 WIB
Lomba Ranking 1 | 08.00 – 16.00 WIB
Dilaksanakan di berbagai lokasi di Kota/Kab Mojokerto
Gedung PCNU Kab Mojokerto
CP: Rusmita (085785290405)
Gedung Olahraga dan Seni Majapahit, Kota Mojokerto
CP: Widodo (085725998925)

Pendopo Kabupaten Mojokerto
CP: Dili(08159611062)
Lomba PB | 08.00 – 16.00 WIB
CP: Agus Dewantoro (085649065899)
Gedung Olahraga dan Seni Majapahit, Kota Mojokerto
02 Oktober 2025
Pesta Rakyat | 13.00 – 17.00 WIB Malam Puncak | 18.00 – 22.00 WIB
Sharing Session | 08.00 – 11.00 | 13.00 – 17.00 WIB
Dilaksanakan di berbagai lokasi di Kota/Kab Mojokerto
Pelatihan PB Masyarakat | 09.00 – 16.00 WIB Pameran Bulan PRB & Pelayanan Masyarakat
08.00 -21.00 WIB
Gedung PCNU Kab Mojokerto
CP: Rusmita (085785290405)
Gedung Olahraga dan Seni Majapahit, Kota Mojokerto
CP: Widodo (085725998925)
Pendopo Agung Trowulan
CP: Romdhoni (081230928966)
Lapangan Desa Trowulan
CP: Ardha (082112405822)
Forum Kalaksa se-Indonesia | 14.00 – 17.00 WIB
Pendopo Kabupaten Mojokerto
CP: Inge(082245200784)
Run for Ressilience | 05.00 – 08.00 WIB
Start/Finish: Alun-alun Mojokerto
03 Oktober 2025
Senam Bulan PRB | 07.00 – 09.00 WIB Penanaman | 09.00 – 10.00 WIB Field trip |/Kunjungan Budaya | 08.00 – 12.00 WIB RUNDOWN KEGIATAN Lomba Ranking 1 | 08.00 – 16.00 WIB
Pendopo Kabupaten Mojokerto
CP: Dili(08159611062)

Rangkaian Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 resmi dimulai di Mojokerto Raya, Jawa Timur. Acara pembukaan digelar di Gor Seni Mojopahit, Kota Mojokerto, Rabu (1/10) pagi.

Pembukaan ditandai dengan peresmian Disaster Management Expo 2025 yang berlangsung selama tiga hari, mulai 1 hingga 3 Oktober. Pameran ini menghadirkan lebih dari 60 booth yang menampilkan teknologi kebencanaan, produk pemulihan pascabencana, serta materi edukasi dan sosialisasi.

Sekretaris Utama BNPB Rustian membuka acara secara simbolis dengan pemotongan pita, didampingi Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, dan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Kegiatan Forum Kalaksa yang diselenggarakan pada hari Kamis, 2 Oktober 2025, jam 14.00 Wib di Pendopo Graha Maja Tama Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Dikemas dalam judul DISASTER LEADERSHIP FORUM ( Forom Kepemimpinan Bencana, red.) / Forum Kalaksa se-Indonesia dengan tema : “Membangun Kepemimpinan Progresif di Masa Krisis.”
Acara dihadiri peserta sebanyak 200 Kalaksa/Kepala Pelaksana yang tidak lain adalah para Kepala BPBD seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya Bupati Barra mengatakan : “ Peringatan Bulan PRB adalah momentum strategis tidak hanya menjadi wahana refleksi, tetapi juga ruang untuk nenperkuat sinergi.”

Lebih jauh Bupati Mojokerto itu menyampaikan. Dalam kesempatan ini kita semua diingatkan bahwa bencana, bukan hanya urusan pemerintah melainkan urusan kita bersama.
Sejarah membuktikan bangsa Indonesia berkali-kali ditimpa bencana, namun tetap berdiri tegak, karena semangat gotong-royong dan kepemimpinan yang kokoh.

Bupati Barra mengatakan : “ Bung Karno pernah berpesan ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berdiri diatas kaki sendiri’.”

Selanjutnya Barra menyampaikan. Pesan ini relefan bagi kita, bahwa kemandirian Bangsa termasuk dalam menghadapi resiko bencana harus ditangani dari desa, dari daerah hingga menjadi kekuatan nasional.

Barra juga mengatakan : “Hadirin yang kami banggakan. Kabupaten Mojokerto menjadi tuan rumah tentu merasa terhormat dipercaya menyelenggarakan forum ini, dengan kondisi geografis yang memiliki potensi banjir, longsor, kekeringan hingga ancaman erupsi gunung berapi”.

Lanjut Barra menyampaikan. Di Kabupaten Mojokerto ada beberapa kecamatan yang dikelilingi gunung yang masih aktif, yaitu gunung Welirang dan sering juga terjadi tanah longsor didaerah tersebut.

Kami berkomitmen memperkuat sistim penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Melalui kegiatan ini kami berharap lahir gagasan baru jejaring yang lebih kuat serta praktek-praktek baik yang diterapkan di daerah kita masing-masing.

Tema peringatan bulan PRB ini adala “Dari bumi Majapahit gelorakan pengurangan resiko bencana nasional”. Tema ini selaras dengan semangat Bumi Mojokerto tempat lahirnya Peradaban Nasional yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong, kepemimpinan bijak dan persatuan dalam keberagaman.

Melalui forum ini kita ingin meneguhkan kepemimpinan dalam pengurangan resiko bencana. Kepemimpinan bencana bukan hanya soal intruksi dimasa krisis tetapi soal visi keberanian, keteladanan, dan kemampuan menggerakkan seluruh potensi.

Ada tiga hal penting yang saya garis bawahi :
Yang Pertama, Kepemimpinan visioner.
Seorang pemimpin kebencanaan harus mampu melihat secara jauh kedepan, bukan hanya memadamkan api saat terjadi kebakaran. Tetapi merancang kebijakan yang memastikan kebakaran itu tidak terjadi lagi dihari kemudian.

Yang Kedua, Kolaborasi Pentahelix ( pentahelix adalah sebuah model kolaborasi inovatif yang melibatkan lima elemen utama—pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media—untuk mencapai tujuan bersama, seperti penanggulangan bencana, pembangunan, dan inovasi, dengan cara memanfaatkan sinergi dan sumber daya masing-masing pihak. Model ini merupakan pengembangan dari konsep Triple Helix dan Quadruple Helix, yang bertujuan menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan efektif, red.).
Pengurangan resiko bencana tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja. Harus ada keterlibatan akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat atau relawan. Inilah wujud nyata gotong-royong dalam konteks kebencanaan.

Yang Ketiga, Inovasi dan adaptasi.
Diera digital, kita dituntut untuk menghadirkan solusi berbasis teknologi. Early Warning System, resiko berbasis GIS ( GIS adalah singkatan dari Sistem Informasi Geografis, yaitu sistem berbasis komputer yang menangkap, menyimpan, menganalisis, mengelola, dan menampilkan data bereferensi geografis untuk membantu pengguna memahami pola, hubungan, dan konteks geografis guna pengambilan keputusan yang lebih baik. Sistem ini menggabungkan peta dengan data atribut (informasi tentang lokasi) untuk memvisualisasikan dan menganalisis berbagai informasi, seperti jalan, bangunan, data lingkungan, dan tren demografi., red.), aplikasi laporan bencana masyarakat hingga edukasi digital harus terus dikembangkan. Seperti yang sudah disarankan kepada kami tadi.
Diakhir pidatonya Bupati Barra membuka Forum tersebut diatas dengan mengatakan : “Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim Disaster Leadership Forum saya nyatakan dibuka secara resmi.”

Hadir pula dalam acara ini, Sekretaris Utama (Sestama) BNPB RI DR.APT.Rustian, S.Si.,M.Kes Ketua/Penasehat Nasional PRB Prof.DR.Syamsul Maarif, M.Si. (mm).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *